Sabtu, 03 September 2016

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA KELAS VIII SMP TERPADU DAARUL QUR’AN PAJALELE KECAMATAN TELLU SIATTINGE KABUPATEN BONE


DENGAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA KELAS VIII
SMP TERPADU DAARUL QUR’AN PAJALELE
 KECAMATAN TELLU SIATTINGE
KABUPATEN BONE

BAB  I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan yang diperoleh manusia bisa menentukan langkah-langkah selanjutnya. Melalui pendidikan ini pulalah manusia dapat merancang masa depan. Dengan pendidikan manusia bias menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga dalam menentukan sikapdan tingkah laku dapat berjalan diatas kebenaran yang telah dilayani sebagaimana didapatkan ketika mereka belajar. Pendidikan selain merupakan alat bagi tercapainya tujuan hidup bangsa agar menjadi bangsa yang sejahtera, juga merupakan suatu cara untuk mengubah keadaan bangsa itu sendiri.
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan penting yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan karena guru berada di barisan terdepan dalam melaksanakan pendidikan. Gurulah yang berhadapan langsung dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan.
Untuk itu guru harus mempunyai kompetensi yang berhubungan dengan profesinya sebagai guru. Mulyasa (2008:26) menyatakan bahwa kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang diterapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu.
Dari hal di atas guru memiliki misi dan tugas yang berat, namun mulia dalam menghantarkan tunas-tunas bangsa ke puncak cita-cita. Oleh karena itu, sudah selayaknya guru mempunyai kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan kompetensi tersebut, maka akan menjadi guru yang profesional.
Menurut Surya (Kunandar 2011:47) Keprofesionalan guru akan tercermin dalam melaksanakan pengabdian, tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam teori maupun metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang professional mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa dan agamanya.
Mulyasa (2011:138) berpendapat bahwa hal penting yang harus dimiliki guru adalah kemampuan menjabarkan materi standar dalam kurikulum , guru harus mampu menentukan secara tepat materi yang relevan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Guru sebagai individu atau profesi harus dapat mewujudkan tanggung jawabnya sebagai seorang yang mengetahui bidang profesinya, sehingga guru lebih dituntut untuk mengamalkan ilmu dengan sebaik-baiknya. Guru senantiasa ditantang untuk memberikan yang terbaik bagi perserta didik, sehingga guru harus terus berkomitmen untuk meningkatkan mutu pemdidik, memiliki kesempatan mengembangkan kemampuan diri dalam mengemban tugas mulia sebagai guru.
Berdasar dari pemikiran tersebut, menggugah penulis untuk melakukan penelitian keberadaan guru-guru di SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone. Perlu penulis sampaikan bahwa, SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone adalah yang selalu memperoleh prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik. Dalam bidang akademik dapat dilihat dari perolehan nilai yang baik dari hasil pembelajaran yang diujikan dan mematuhi aturan kedisiplinan yang diatur oleh sekolah dengan sebaik-baiknya serta selalu mengukir prestasi dalam bidang seni, olah raga dan kepramukaan.Dalam hal pelaksanaan pembelajaran guru-guru SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone mendedikasikan diri secara penuh terhadap keberhasilan pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, meskipun tidak semua guru mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
Melihat kenyataan itu timbul pertanyaan bagaimana kompetensi professional guru–guru di Madrasah Ibtidaiyah tersebut. Karena itulah penulis melakukan penelitian yang hasilnya penulis rangkum dalam judul skripsi “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone Tahun Pelajaran 2014/2015”.
B.        Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas maka penulis tuliskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.  Bagaimanakah persepsi siswa tentang kompetensi professional guru di SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone?
2. Bagaimanakah prestasi belajar PKn siswa kelas VIII SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone?
3. Bagaimanakah hubungan persepsi siswa tentang kompetensi professional guru dengan prestasi belajar PKn siswa kelas VIII SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis uraikan berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah
1.  Untuk mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi professional guru di SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone?
2. Untuk mengetahui prestasi belajar PKn siswa kelas VIII SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone?
     3. Untuk mengetahui hubungan persepsi siswa tentang kompetensi professional guru dengan prestasi belajar PKn siswa kelas VIII SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone?
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penulisan skripsi ini diharapkan dapat diambil manfaat:
     1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta pengembangan keilmuan yang terkait dengan keprofesionalan guru.
     2. Manfaat Praktis
          a. Bagi kepala sekolah
1) Sebagai bahan evaluator dan motivator terhadap kinerja tenaga pendidik agar dapat meningkatkan potensi yang dimiliki siswa dalam hal prestasi belajar.
2) Sebagai bahan masukan agar lebih meningkatkan kompetensi profesionalisme pendidikan
          b.  Bagi guru
1) Sebagai bahan masukan bagi guru agar lebih meningkatkan kompetensi profesionalisme pendidikan.
2) Sebagai bahan masukan agar dalam proses pebelajaran memilih metode dan media yang tepat.

          c. Bagi siswa
Diharapkan hasil penelitian ini bagi siswa sebagai bahan evaluasi dan motivasi agar lebih giat lagi dalam belajar dan meningkatkan prestasi.
E.        Definisi Operasional
Untuk memperjelas istilah dalam judul tersebut, maka penulis perlu memberikan penjelasan istilah sebagai berikut:
     1. Kompetensi Professional Guru
Menurut UURI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan , ketrampilan dan prilaku yang harus dimiliki , dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Guru adalah pendidik professional yang mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Menurut Kunandar (2011:77) menyatakan bahwa kompetensi professional guru merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
Menurut Kunandar (2011:77) kompetensi profesional guru mempunyai indikator sebagai berikut:
a. Memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.
b. Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar.
c. Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait.
d. Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
e. Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.
     2.  Prestasi Belajar
Menurut Purwodarminto dalam Hamalik (1991:117) mengatakan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,dikerjakan dan sebagainya).
Sedangkan belajar menurut Usman (2000:5) belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dalam penelitian ini prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Prestasi siswa dalam hal ini dilambangkan dengan nilai raport siswa rata-rata .





BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
     1.  Pengertian Kompetensi Prosfesional Guru
Proses pengajaran tidak akan pernah lepas dari masalah kedudukan guru sebagai tenaga professional. Oleh sebab itu disini perlu dipaparkan dahulu mengenai maksud kata profesi. Secara umum profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjutan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan sebagai dasar untuk implementasi dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.
Suparlan (2006:71) menyatakan bahwa profesi menunjuk suatu pekerjaan atau jabatan yang mennuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap pekerjaan itu. Suatu pekerjaan khususnya guru dikenal sebagai salah satu jenis dari sekian banyak yang memerlukan bidang keahlian khusus. Guru sebagai suatu profesi harus juga memerlukan kriteria-kriteria.
Menurut Lutfi dalamNurdin (2003:16) menyatakan bahwa ada 8 kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu pekerjaan agar dapat disebut sebagai profesi yaitu:
a.  Panggilan hidup yang sepenuh waktu Profesi adalah pekerjaan yang menjadi panggilan hidup seseorang dilakukan sepenuhnya serta berlangsung untuk jangka waktu yang lama, bahkan seumur hidup.
b.  Pengetahuan dan kecakapan Profesi adalah keahlian yang dilakukan atas dasar pengetahuan dan kecakapan/keahlian yang khusus dipelajari.
c. Kebakuan yang universal Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan menurut teori, prinsip, prosedur dan anggapan dasar yang sudah baku secara umum (universal) sehigga dapat dijadikan peganggan atau pedoman dalam pemberian pelayanan terhadap meraka yang membutuhkan.
d.  Pengabdian
Profesi adalah pekerjaan terutama sebagai pengabdian pada masyarakat bukan untuk mencari keuntungan secara materi/financial bagi diri sendiri.
e. Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif Profesi adalah pekerjaan yang mengandung unsur-unsur kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif terhadap orang atau lembaga yang dilayani.
f. Otonomi
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan secara otonomi atas dasar prinsip-prinsip atau norma-norma yang ketetapannya hanya diuji atau dinilai oleh rekan-rekannya seprofesi.
g. Kode etik
Profesi adalah pekerjaan yang mempunyai kode etik yaitu norma-norma tertetu sebagai pegangan atau pedoman yang diakui serta dihargai oleh masyarakat.
h. Klien
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk melayani bagi mereka yang membutuhkan pelayanan (klien) yang pasti dan jelas subyeknya.
Profesi disini erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya menuntut keahlian, pengetahuan dan ketrampilan tertentu pula. Dalam pengertian profesi telah tersirat adanya suatu keharusan kompetensi yang berfungsi dengan baik-baiknya.
Dengan menggunakan ukuran dan kriteria diatas kita dapat menilai apakah pekerjaan guru dapat dikatakan sebagai sebuah profesi?. karena pada dasarnya sebuah profesi adalah suatu janji yang memiliki nilai-nilai etis yang mengandung suatu unsur pengabdian masyarakat, melalui suatu pekerjaan yang menuntut keahlian, meskipun masalah profesionalisme sampai sekarang masih sering dipertanyakan orang, namun sudah terdapat kriteria-kriteria yang jelas.menurut Hamalik (2003:37) kriteria-kriteria tersebut adalah:
     a. Fisik
1)  Sehat jasmani dan rohani
2)  Tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan atau 07rasa belas kasihan dari siswa
     b. Mental / Kepribadian
1) Berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan pendidikan yang ada secara maksmal
2) Bersifat terbuka, peka dan inovstif
3) Menunjukkan rasa cinta terhadap profesinya
     c. Keilmiahan atau keahlian
1) Memahami ilmu yang dilandasi pembentukan pribadi, pendidikan /pengajaran yang demokratis.
2) Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkan dalam mendidik.
3) Memahami, menguasai serta mencintai ilmu pengetahuan yang diajarkan.
     d. Ketrampilan
1) Mau berperan sebagai organisator sebagai proses belajar mengajar
2) Mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan
structural, interdisipiner, fungsional,behavior dan teknologi.
3) Mampu menyusun garis program pengajaran.
Sebagai tenaga professional tugas sebagai guru tidak hanya terbatas pada mengajar didepan kelas, melainkan guru mempunyai tugas mengajar dan berperan juga sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih. Untuk itu guru harus melandasinya dengan tanggung jawab yang besar dalam dirinya. Tanggung jawab yang tidak dilandasi oleh kebutuhan finansial belaka, tetapi tanggung jawab peradaban yang besar bagi kemajuan dunia pendidikan. Tanggung jawab lahir batin ini harus muncul dari kesadaran atas sucinya pengemban amanah agama, masyarakat dan negara.
Tanggung jawab guru sebagai pengemban amanah agama dapat direlevansikan dengan konsep amar makruf nahi munkar, guru memiliki tugas mendidik para siswa untuk dapa melaksanakan hal-hal baik yang diperintahkan agama sebagai modal dalam menjalankan kehidupan dunia dan akhirat, serta menjauhi hal-hal yang buruk yang dilarang oleh agama.
Dalam Standar Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional guru adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar pendidikan nasional.
     2.  Macam-Macam Kompetensi Guru
Menurut Lefrancois dalam Asmani (2009:37) menyatakan bahwa kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar, selama proses belajar belajar, stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu.
Macam-macam kompetensi guru adalah sebagai berikut:
a. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilkinya.
b. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantab, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi tauladan bagi peserta didik, dan berahlak mulia.

c. Kompetensi professional
Kompetensi professional merupakan penguasaan materi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang  menaungi materinya, serta peguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
d. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
     3. Karakteristik Kompetensi Guru
          a. Tugas dan tanggung jawab guru
Tugas dan peran guru seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi semakin berat. Guru sebagai komponen penting dan utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di masyarakat melalui tangan dingin guru disekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang mempunyai kompetensi tinggi dan siap menghadapi rintangan hidup dengan penuh keyakinan dan rasa percaya diri yang tinggi.
Sekolah sebagai salah satu tempat untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan menambah wawasan dan pengalaman sert mengembangkan dan menyalurkan bakat yang dimiliki generasi yang akan datang harus mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas baik secara keilmuan (akademis) maupun secara sikap, mental dan moral.
Jadi, sebenarnya tugas guru bukan saja menyampaikan materi. Tetapi mempunyai peran ganda yang semuanya perlu dihayati secara mendalam dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab demi kebehasilan dalam memberikan pelayanan kepada siswa yang telah di percayakan kepadanya. Setiap tanggung jawab memerlukan sejumlah kemampuan, dan setiap kemampuan dapat dijabarkan lagi dalam kemampuan yang lebih khusus seperti yang dijelaskan Hamalik (2003: 39-42)
1) Tanggung jawab moral, yaitu setiap guru harus mempunyai kemampuan menghayati perilaku dan etika sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Tanggung jawab dalam bidang pendidikan sekolah, yaitu setiap guru harus menguasai cara belajar yang efektif, mampu membuat satuan pelajaran, mampu mengajar dikelas, mampu menjadi model bagi siswa, menguasai teknik-teknik pemberian bimbingan dan layanan, mampu membuat dan melaksanakan evaluasi dan lain-lain.
3) Tanggung jawab guru dalam kehidupan masyarakat, yaitu harus serta dalam melaksanakan pembangunan dalam masyarakat, yakni untuk itu guru harus mampu membimbing, mengabdi kepada dan melayani masyarakat.
4) Tanggung jawab guru dalam bidang keilmuan, yaitu guru selaku ilmuan, bertanggung jawab dan turut serta memajukan ilmu, terutama ilmu yang telah menjadi spesialisasnya dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.
Menurut Kunandar (46:2011) profesionalisme guru merupakan kondisi, arah ,nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian.
          b. Fungsi dan Peran Guru
Fungsi dan peran guru sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan disekolah. Hamalik (2002:42-44) menyebutkan fungsi dan peran guru adalah:
     1) Guru sebagai pendidik dan pengajar
Dalam hal ini guru hendaknya memiliki kestabilan emosi, ingin memajukan siswa, bersikap realistis, jujur dan terbuka, peka terhadap peran perkembangan, terutam inovasi pendidikan. Untuk mencapai itu semua harus memiliki dan mengusai berbagai jenis bahan pelajaran, mengusai teori dan praktek kependidikan, menguasai kurikulum dan metodologi pengajaran.
2) Guru sebagai anggota masyarakat.
Sebagai seorang guru, hendaknya pandai bergaul dengan masyarakat, untuk itu guru harus menguasai psikologi social, mengetahui tentang hubungan antar manusia dan sebagai anggota masyarakat guru harus memiliki keterampilan membina kelompok, keterampilan bekerjasama dalam kelompok, keterampilan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.
3). Guru sebagai pemimpin.
Dituntut untuk mampu memimpin. Untuk itu perlu memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, menguasai prinsip hubungan antar manusia, teknik berkomunikasi serta menguasai berbagai aspek kegiatan berorganisasi yang ada disekolah.
4). Guru sebagai pelaksana administrasi.
Guru akan dihadapkan kepada administrasi yang harus dikerjakan disekolah , karena itu tenaga kependidkan harus memiliki kepribadian yang jujur, teliti, rajin, menguasai tata buku ringan, menyimpan arsip dan ekspedisi serta administrasi pendidikan lainnya.
5). Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar.
Guru pada proses belajar mengajar harus menguasai berbagai metode mengajar dan harus menguasai situasi belajar mengajar baik didalam kelas maupun diluar kelas.
     4. Pentingnya Kompetensi Profesional Guru Dalam Proses Belajar mengajar
Kompetensi profesional guru merupakan kompetensi yang sering dibicarakan, karena pada dasarnya kompetensi professional adalah hal paling pokok yang harus dimiliki oleh guru, meskipun kompetensi yang lain tidak bisa diabaikan. Hamalik (2003:34) bahwa secara teoritis ketiga jenis kopetensi tersebut dapat dipisah-pisahkan satu sama lain akan tetapi secara praktis sesungguhnya ketiga jenis kompetensi tersebut tidak mungkin terpisahkan.
Guru merupakan pengajar dan pendidik yang menyentuh kehidupan pribadi siswa, oleh karena itu guru selakyaknya mempunyai perilaku yang memadai untuk dapat mengembangkan pribadi siswa, sehingga guru dapat dijadikan figure teladan. Asmani (2009:37) bahwa guru adalah profesi mulia, dia memegang peranan signifikan dalam melahirkan satu generasi yang menentukan perjalanan manusia. Profesionalisme guru menjadi sebuah keharusan sejarah.
     5. Pengertian Prestasi Belajar
Sulastri (2009:51) mengatakan bahwa prestasi adalah suatu hasil dari apa yang telah diusahakan dengan menggunakan daya atau kekuataan. Prestasi dapat diraih dengan selalu berusaha dan rajin belajar. Berkaitan dengan hal tersebut Sukmadinata (2004:102) berpendapat bahwa prestasi belajar atau hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan- kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Secara garis besar belajar dapat diartikan sebagai suatu proses dari orang untuk memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan dan sikap, proses belajar ini akan dimulai pada saat orang tua atau manusia membuka matanya, sejak mulai dilahirkan akan terus menerus belajar. Sehingga manusia dapat berkembang lebih jauh dari pada makhluk lainya.
Menurut menurut Cronbach dalam Abror (1993:66) mengatakan bahwa learning is down by a change in behavior as a result of experience. belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam belajar itu si pelajar menggunakan panca indra. Sedangkan menurut Hitzman dalam Syah (2010:65) bahwa learning is change in organism due t experience which can effect the organism’s behavior. Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi organisme tersebut.
Secara tegas Hilgard dalam Abror (1993:66) bahwa learning is the proses by which an activity originates or is changed trough trainingprocedure (Whether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished frome change by factor not attributable to training. Belajar merupakan perbuatan yang dilakukan dengan sengaja yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaanya berbeda dengan keadaan yang ditimbulkan oleh lainya.
Definisi-definisi di atas yang diuraikanan oleh para ahli oleh Suryabrata (232:2011) disimpulkan bahwa:
a. Belajar itu membawa perubahan
b. Belajar itu didapatkannya kecakapan baru
c. Bahwa perubahan itu ditimbulkan karena usaha


     6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Belajar sebagai suatu proses yang mengakibatkan akan adanya perubahan akan melibatkan banyak faktor yang mempengaruhinya, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
     a. Faktor Eksternal
Faktor-faktor yang berasal dari luar individu
1) Faktor non sosial
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang berasal dari lingkungan individu, bisa berupa tempat, media, alat-alat dan pelajaran dan lain sebagainya.
2) Faktor sosial
Faktor manusia yang bisa mempenegaruhi belajar, baik manusia itu hadir maupun kehadirannya disimpulkan seperti suara orang bercakap-cakap disamping orang yang belajar ataupun hanya sebatas potret seseorang.
     b.  Faktor Internal
Faktor yang terdapat dalam diri seseorang:
1) Faktor fisiologis
a) Nutrisi yang cukup
b) Penyakit kronis yang mengganggu belajar
c) Keadaan fungsi jasmani tertentu khususnya panca indera.
          2) Faktor Psikologis
              a)  Inteligensi siswa
Robber dalam Syah (2010:148) inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
b) Sikap siswa
Syah (2010:150) sikap adalah gejala internal yang berdimensi ajektif berupa kencenderungan untuk interaksi atau merespon dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya.
              c) Bakat siswa
Syah (2010:152) bakat dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.
              d)      Minat siswa
Robber dalam Syah (1993:73) minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
              e) Motivasi siswa
Abror (1993:73) bahwa motivasi adalah keinginan akan prestasi dan peningkatan diri dan keterlibatan dan ego dalam suatu jenis tertentu.
     7. Manifestasi Perilaku Belajar
Semenjak individu melakukan kegiatan belajar, pastilah individu itu berusaha mewujudkan hasil dari belajar itu meskipun dalam bentuk yang sederhana. Syah (2010:120-125) manifestasi atau perwujudan belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan sebagai berikut:
a.    Manifestasi kebiasaan
Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar kebiasaannya akan lampak berubah. Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Karena proses penyusutan pengurangan inilah muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.
     b. Manifestasi keterampilan
Keterampijan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat- urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik olahraga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan ini memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Dengan demikian siswa yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil.
     c. Manifestasi pengamatan
Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera - indera seperti mata dan telinga. Berkat pengalaman belajar seorang siswa akan mampu nencapai pengamatan yang benar obyektif sebelum mencapai pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang salah pula.

     d. Manifestasi berpikir asosiatif dan daya ingat
Berfikir asosiatif adalah berpikir dengan cara mnegasosiasikan sesuatu dengan yang lainya. Berpikir asosiatif itu merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dan respon. Daya ingat pun merupakan perwujudan belajar. Sebab merupakan unsur pokok dalam berpikir asosiatif. Jadi, siswa yang telah mengalami proses belajar akan ditandai dengan bertambahnya simpanan materi (pengetahuan dan pengertian dalam memori, serta meningkatnya kemampuan menghubunkan materi tersebut dengan situasi atau stimulus yang sedang ia hadapi.
     e. Manifestasi berpikir rasional dan kritis
Dalam berpikir rasional siswa dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, menarik kesimpulan-kesimpulan dan bahkan juga menciptakan hukum-hukum (kaidah teoretis dan ramalan-ramalan. Dalam hal berpikir kritis, siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahanatau kekurangan.
     f. Manifestasi sikap
          Dalam arti yang sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Dalam hal mi, perwujudan perilaku belajar siswa akan ditandai dengan munculnya kecenderungankecenderungan baru yang telah berubah (Iebih maju dan lugas) terhadap suatu obyek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.

     g. Manifestasi inhibisi
          Dalam hal belajar yang dimaksud dengan inhibisi ialah kesanggupan siswa untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang ridak perlu,lalu memilih atau melakukan tindakan Iainnya yang lebih baik ketika ia berinteraksi dengan lingkungannya.
     h. Manifestasi Apresiasi
          Apresiasi sering diartikan sebagai penghargaan atau penilaian terhadap benda-benda baik abstrak maupun konkret yang memiliki nilai luhur. Apresiasi adalah gejala ranah afektif yang pada umumnya ditujukan pada karya-karya seni budaya seperti, seni sastra, seni musik, seni lukis, drama, dan sebagainya).
     i.   Manifestasi Tingkah Laku Afektif
          Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan, seperti takut, marah, sedih, gembira,kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya. Tingkah laku seperti ini tidak terlepas dan pengaruh pengalaman belajar. Oleh karenanya, ia juga dapat dianggap sebagai perwujudan perilaku belajar.
     8.  Hubungan antara Kompetensi Profesionalisme Guru dengan Hasil Belajar Siswa
Proses belajar mengajar bertujuan mengembangkan potensi siswa yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut banyak faktor yang harus diperhatikan oleh guru, baik secara langung atau tidak langsung yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
Diantara faktor yang harus diperhatikan dalam proses belajar adalah faktor kemampuan guru dalam melaksanakan tugas karena ia berinteraksi dengan siswa. Kemampuan guru secara keseluruhan dapat disebutkan, misalnya kemampuan guru dalam penguasaan materi, ketepatan guru dalam menggunakan metoda, ketepatan guru dalam menggunakan alat media pengajaran, kemampuan guru mengelola kelas dan kemampuan guru dalam memotivasi siswa agar giat belajar. Semua itu dapat menentukan hasil belajar.
Keberhasilan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh siswa itu sendiri dan juga dari luar siswa tersebut. Pengaruh dari diri siswa adalah bakat, motivasi belajar, ketekunan, waktu dan kelengkapan sarana dirumah.Sedang dari luar diri siswa misalnya kemampuan guru. Sebab guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya medidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi para siswa.
Pekerjaan atau kegiatan seorang guru sebagai tenaga profesional memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Kualifikasi akademik tentunya merupakan hal yang mutlak dimiliki oleh seorang guru sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan di mana dia bertugas. Disamping itu guru juga harus kompeten artinya memiliki seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan prilaku yang dimilki, dihayati dan dikuasai dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional. Dengan demikian kualitas professional guru akan sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar sehingga pada ahirnya siswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
B. Kerangka Pikir
Guru merupakan ujung tombak dalam pelaksaaan pendidikan, guru yang profesional bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pendidikan yang mana akan terlihat dalam perolehan nilai atau prestasi siswa di sekolah. Pendidikan seorang guru yang professional, terampil, ahli dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Guru berpengaruh besar terhadap kompetensi mendidik siswanya, karena guru yang profesional tentu sudah memahami ilmu mendidik dan kompetensi mengajar, sehingga dapat menghasilnya siswa yang berprestasi dan berhasil dalam belajarnya.
Skema kerangka pikir














C. Hipotesis Penelitian
Arikunto (2010:64) menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dalam penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah “Ada hubungan positif antara kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone tahun pelajaran 2014/2015.”


BAB  III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitan korelasional dan rancangan penelitian kuantatif untuk mengetahui tingkat hubungan persepsi siswa tentang kompetensi professional guru terhadap prestasi belajar siswa.
Arikunto (2010:4) bahwa penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan dan manipulasi terhadap data yang sudah ada.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitan ini penulis laksanakan di SMP Terpadu Daarul Qur’an yang berlokasi di Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kebupaten Bone, dalam kurun waktu dua bulan yaitu bulan Pebruari sampai dengan Maret 2014. Pemilihan tempat ini berlatar belakang guru-guru yang mengajar tidak semuanya bergelar sarjana dalam bidang pendidikan, kalaupun sudah bergelar sarjana pendidikan .ada yang mengajar tidak sesuai dengan ijazah kesarjanaannya. Meskipun begitu para guru bekerja secara maksimal dan senantiasa mengasah kemampuan demi meningkatkan keprofesionalannya sehingga dapat memudahkan dalam mencapai cita-cita sesuai dengan visi dan misi sekolah.
C. Populasi dan Sampel
Arikunto (2010:173) bahwa populasi adalah seluruh warga tempat penelitian berlangsung. Yang mana pada SMP Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone tempat penelitian berlangsung terdapat 103 siswa, tetapi pada penelitian ini peneliti akan menggunakan sampel dari populasi tersebut, yakni peneliti mengambil kelas VIII yang terdiri dari 29 siswa laki-laki, dan 19 siswa perempuan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang siswa.
Menurut Sriyanti (2009:45-46) bahwa karakteristik kelas atas adalah sebagai berikut:
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit.
b. Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar.
c. Adanya minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus.
d. Membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya.
e. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya.
f. Pada masa ini anak gemar membentuk kelompok sebaya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Arikunto (2010:265) mengatakan bahwa arti pengumpulan data adalah bagaimana peneliti menentukan metode yang tepat untuk memperoleh data, kemudian disusul cara-cara menyusun alat bantu yaitu instrumen. Pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah bagaimana yang penulis lakukan dalam menyusun data yang telah diperoleh dari sumber data yaitu dengan menggunakan metode angket, observasi dan dokumentasi.
a. Metode angket
Metode angket atau yang disebut juga metode kuesioner peneliti gunakan untuk memperoleh data mengenai kompetensi professional guru, cara yang penulis lakukan adalah dengan menyebarkan angket terhadap siswa kelas VIII SMP Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone.
b.    Metode observasi
Young dalam Walgito (1995:49) menyatakan bahwa observasi merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematik dengan menggunakan alat indra (mata) terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada waktu kejadian. Observasi ini dilakukan untuk mengamati kompetensi professional guru dalam proses belajar mengajar disekolah.
c.  Metode dokumentasi
Arikunto (2010:274) bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal–hal atau variabel yang berupa catatan, transklip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lagger, agenda dan sebagainya.
E.        Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang dipakai untuk menggali atau mengambil data penelitian. Instrumen disiapkan oleh peneliti dengan mengacu pada penjelasan konsep atau definisi operasional mengenai variabel penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen berupa:
     1. Angket
Alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis dijawab secara tertulis pula oleh responden yang jawabannya sudah ditentukan oleh peneliti. Kuesioner dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang keterangan non eksperimen yang terkait dengan kegiatan siswa selama diberi perlakuan. Data yang diperoleh dari angket didasarkan pada indikator-indikator seperti dalam lampiran.
     2. Pedoman Observasi
Pedoman observasi adalah pedoman yang dilakukan dalam metode observasi, yakni pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra untuk mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam penelitian ini, pedoman observasi digunakan untuk memperolah data, lalu ditulis secara sistematis mengenai hubungan persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge tahun pelajaran 2014/2015.
F.         Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul maka langkah berikutnya adalah menganalisa data dengan menggunakan analisis persentasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan nomor satu yakni persepsi siswa tentang kompetensi professional guru dan tujuan nomor dua yakni megetahui prestasi belajar siswa menggunakan menggunakan analisis rata-rata hitung dengan rumus:
Keterangan:
P = Prosentase
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah total responden
Untuk menganalisa tujuan nomor tiga yakni hubungan antara kompetensi professional guru dengan prestasi belajar PKn siswa kelas VIII SMP Daarul Qur’an Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone menggunakan statistic dengan rumus product moment, yaitu:
                        ∑XY
     
Keterangan:
r x y =   koefisien korelasi product moment
x        =   Variabel 1
y        =   Variabel 2
N       =   Banyaknya sampel atau responden
Σ       =   Jumlah

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zaenal, , 2009 Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi, , 2010 Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi, , Jakarta: PT Rineka Cipta.

Asmani, Jamal Makmur, 2009, Kompetensi Guru, Menyenangkan Dan Profesional,  Yogyakarta: Power Book

Abror, Abdur Rahman, , 1993, Psikologi Pendidikan, , Yogyakarta: Tiara Wacana

Hamalik, Oemar, 2003, Pendidikan Guru, Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,Jakarta: PT Bumi Aksara

Juariyah, 2010, Pendidikan Anak Dalam Al quran, , Yogyakarta :Teras

Kunandar, , 2011, Guru Professional,Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, , Jakarta: Grafindo

Mulyasa, , 2011, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatifdan Menyenangkan, ,Bandung: Remaja Rosda Karya

Nurdin, Syafrudin, 2002, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta Selatan: Ciputat Pers.

Ruslan, Rosady,2010,Metode Penelitian:Publik Relation dan Komunikasi,Rajawali Pers,

Roestiyah, 1986, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, , Cetakan ke dua, Jakarta:Bina Aksara

Surahmad, Winarno, , 2004, Pengantar Penelitian Ilmiyah,Dasr Metode dan Tehnik, , Bandung: Tarsito

Suryabrata, Sumadi, 2011, Psikologi Pendidikan, cetakan ke 18, , Jakarta: PT. Raja Grefindo Persada

Syah, Muhibbin, , 2010, Psikologi Belajar, Cetakan ke 10 Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Sriyanti, Lilik, 2009. Psikologi Pendidikan. Salatiga: STAIN Salatiga Press
                                            HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
DENGAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA KELAS VIII
SMP TERPADU DAARUL QUR’AN PAJALELE
 KECAMATAN TELLU SIATTINGE
KABUPATEN BONE


Tidak ada komentar:

Posting Komentar