DENGAN
PRESTASI BELAJAR PKn SISWA KELAS VIII
SMP
TERPADU DAARUL QUR’AN PAJALELE
KECAMATAN TELLU SIATTINGE
KABUPATEN BONE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan adalah tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Pendidikan
merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan yang
diperoleh manusia bisa menentukan langkah-langkah selanjutnya. Melalui
pendidikan ini pulalah manusia dapat merancang masa depan. Dengan pendidikan
manusia bias menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga dalam
menentukan sikapdan tingkah laku dapat berjalan diatas kebenaran yang telah
dilayani sebagaimana didapatkan ketika mereka belajar. Pendidikan selain
merupakan alat bagi tercapainya tujuan hidup bangsa agar menjadi bangsa yang
sejahtera, juga merupakan suatu cara untuk mengubah keadaan bangsa itu sendiri.
Salah
satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks
pendidikan mempunyai peranan penting yang besar dan strategis. Hal ini
disebabkan karena guru berada di barisan terdepan dalam melaksanakan
pendidikan. Gurulah yang berhadapan langsung dengan peserta didik untuk
mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan
nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan.
Untuk
itu guru harus mempunyai kompetensi yang berhubungan dengan profesinya sebagai
guru. Mulyasa (2008:26) menyatakan bahwa kompetensi merupakan komponen utama
dari standar profesi disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang
diterapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu.
Dari
hal di atas guru memiliki misi dan tugas yang berat, namun mulia dalam
menghantarkan tunas-tunas bangsa ke puncak cita-cita. Oleh karena itu, sudah
selayaknya guru mempunyai kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggung
jawabnya. Dengan kompetensi tersebut, maka akan menjadi guru yang profesional.
Menurut
Surya (Kunandar 2011:47) Keprofesionalan guru akan tercermin dalam melaksanakan
pengabdian, tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam teori maupun
metode. Selain itu juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam
melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yang professional mampu memikul dan
melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua,
masyarakat, bangsa dan agamanya.
Mulyasa
(2011:138) berpendapat bahwa hal penting yang harus dimiliki guru adalah
kemampuan menjabarkan materi standar dalam kurikulum , guru harus mampu
menentukan secara tepat materi yang relevan dengan kebutuhan dan kemampuan
peserta didik. Guru sebagai individu atau profesi harus dapat mewujudkan tanggung
jawabnya sebagai seorang yang mengetahui bidang profesinya, sehingga guru lebih
dituntut untuk mengamalkan ilmu dengan sebaik-baiknya. Guru senantiasa ditantang
untuk memberikan yang terbaik bagi perserta didik, sehingga guru harus terus
berkomitmen untuk meningkatkan mutu pemdidik, memiliki kesempatan mengembangkan
kemampuan diri dalam mengemban tugas mulia sebagai guru.
Berdasar
dari pemikiran tersebut, menggugah penulis untuk melakukan penelitian
keberadaan guru-guru di SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu
Siattinge Kabupaten Bone. Perlu penulis sampaikan bahwa, SMP Terpadu Daarul
Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone adalah yang selalu
memperoleh prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik. Dalam bidang
akademik dapat dilihat dari perolehan nilai yang baik dari hasil pembelajaran
yang diujikan dan mematuhi aturan kedisiplinan yang diatur oleh sekolah dengan
sebaik-baiknya serta selalu mengukir prestasi dalam bidang seni, olah raga dan
kepramukaan.Dalam hal pelaksanaan pembelajaran guru-guru SMP Terpadu Daarul
Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone mendedikasikan diri
secara penuh terhadap keberhasilan pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya,
meskipun tidak semua guru mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diampu.
Melihat
kenyataan itu timbul pertanyaan bagaimana kompetensi professional guru–guru di
Madrasah Ibtidaiyah tersebut. Karena itulah penulis melakukan penelitian yang
hasilnya penulis rangkum dalam judul skripsi “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Dengan
Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan
Tellu Siattinge Kabupaten Bone Tahun Pelajaran 2014/2015”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian dalam latar belakang masalah di atas maka penulis tuliskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah persepsi siswa tentang kompetensi
professional guru di SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu
Siattinge Kabupaten Bone?
2.
Bagaimanakah prestasi belajar PKn siswa kelas
VIII SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten
Bone?
3.
Bagaimanakah hubungan persepsi siswa
tentang kompetensi professional guru dengan prestasi belajar PKn siswa kelas
VIII SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten
Bone?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah yang telah penulis uraikan berdasarkan permasalahan di atas
maka tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang
kompetensi professional guru di SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan
Tellu Siattinge Kabupaten Bone?
2.
Untuk mengetahui prestasi belajar PKn
siswa kelas VIII SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge
Kabupaten Bone?
3. Untuk mengetahui hubungan persepsi siswa
tentang kompetensi professional guru dengan prestasi belajar PKn siswa kelas
VIII SMP Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten
Bone?
D.
Manfaat Penelitian
Hasil
dari penulisan skripsi ini diharapkan dapat diambil manfaat:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta pengembangan keilmuan
yang terkait dengan keprofesionalan guru.
2. Manfaat Praktis
a.
Bagi kepala sekolah
1)
Sebagai bahan evaluator dan motivator
terhadap kinerja tenaga pendidik agar dapat meningkatkan potensi yang dimiliki
siswa dalam hal prestasi belajar.
2)
Sebagai bahan masukan agar lebih
meningkatkan kompetensi profesionalisme pendidikan
b. Bagi guru
1)
Sebagai bahan masukan bagi guru agar
lebih meningkatkan kompetensi profesionalisme pendidikan.
2)
Sebagai bahan masukan agar dalam proses
pebelajaran memilih metode dan media yang tepat.
c.
Bagi siswa
Diharapkan
hasil penelitian ini bagi siswa sebagai bahan evaluasi dan motivasi agar lebih
giat lagi dalam belajar dan meningkatkan prestasi.
E.
Definisi Operasional
Untuk
memperjelas istilah dalam judul tersebut, maka penulis perlu memberikan
penjelasan istilah sebagai berikut:
1.
Kompetensi Professional Guru
Menurut
UURI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan , ketrampilan dan prilaku yang harus dimiliki , dihayati, dan
dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Profesional
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Guru
adalah pendidik professional yang mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Menurut
Kunandar (2011:77) menyatakan bahwa kompetensi professional guru merupakan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan
yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi
keilmuannya.
Menurut
Kunandar (2011:77) kompetensi profesional guru mempunyai indikator sebagai
berikut:
a.
Memahami materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah.
b.
Memahami struktur, konsep, dan metode
keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar.
c.
Memahami hubungan konsep antar mata
pelajaran terkait.
d.
Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari.
e.
Menguasai langkah-langkah penelitian dan
kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.
2.
Prestasi Belajar
Menurut
Purwodarminto dalam Hamalik (1991:117) mengatakan prestasi adalah hasil yang
telah dicapai (dilakukan,dikerjakan dan sebagainya).
Sedangkan
belajar menurut Usman (2000:5) belajar adalah proses perubahan tingkah laku
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Dalam penelitian ini prestasi belajar adalah hasil yang telah
dicapai siswa setelah siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Prestasi siswa
dalam hal ini dilambangkan dengan nilai raport siswa rata-rata .
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Kompetensi Prosfesional Guru
Proses
pengajaran tidak akan pernah lepas dari masalah kedudukan guru sebagai tenaga
professional. Oleh sebab itu disini perlu dipaparkan dahulu mengenai maksud
kata profesi. Secara umum profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan yang
memerlukan pendidikan lanjutan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang
digunakan sebagai dasar untuk implementasi dalam berbagai kegiatan yang
bermanfaat.
Suparlan
(2006:71) menyatakan bahwa profesi menunjuk suatu pekerjaan atau jabatan yang
mennuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap pekerjaan itu. Suatu
pekerjaan khususnya guru dikenal sebagai salah satu jenis dari sekian banyak
yang memerlukan bidang keahlian khusus. Guru sebagai suatu profesi harus juga
memerlukan kriteria-kriteria.
Menurut
Lutfi dalamNurdin (2003:16) menyatakan bahwa ada 8 kriteria yang harus dipenuhi
oleh suatu pekerjaan agar dapat disebut sebagai profesi yaitu:
a. Panggilan hidup yang sepenuh waktu Profesi
adalah pekerjaan yang menjadi panggilan hidup seseorang dilakukan sepenuhnya
serta berlangsung untuk jangka waktu yang lama, bahkan seumur hidup.
b. Pengetahuan dan kecakapan Profesi adalah
keahlian yang dilakukan atas dasar pengetahuan dan kecakapan/keahlian yang
khusus dipelajari.
c.
Kebakuan yang universal Profesi adalah
pekerjaan yang dilakukan menurut teori, prinsip, prosedur dan anggapan dasar
yang sudah baku secara umum (universal) sehigga dapat dijadikan peganggan atau
pedoman dalam pemberian pelayanan terhadap meraka yang membutuhkan.
d. Pengabdian
Profesi
adalah pekerjaan terutama sebagai pengabdian pada masyarakat bukan untuk
mencari keuntungan secara materi/financial bagi diri sendiri.
e.
Kecakapan diagnostik dan kompetensi
aplikatif Profesi adalah pekerjaan yang mengandung unsur-unsur kecakapan
diagnostik dan kompetensi aplikatif terhadap orang atau lembaga yang dilayani.
f.
Otonomi
Profesi
adalah pekerjaan yang dilakukan secara otonomi atas dasar prinsip-prinsip atau
norma-norma yang ketetapannya hanya diuji atau dinilai oleh rekan-rekannya
seprofesi.
g.
Kode etik
Profesi
adalah pekerjaan yang mempunyai kode etik yaitu norma-norma tertetu sebagai
pegangan atau pedoman yang diakui serta dihargai oleh masyarakat.
h.
Klien
Profesi
adalah pekerjaan yang dilakukan untuk melayani bagi mereka yang membutuhkan
pelayanan (klien) yang pasti dan jelas subyeknya.
Profesi
disini erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan
sendirinya menuntut keahlian, pengetahuan dan ketrampilan tertentu pula. Dalam
pengertian profesi telah tersirat adanya suatu keharusan kompetensi yang
berfungsi dengan baik-baiknya.
Dengan
menggunakan ukuran dan kriteria diatas kita dapat menilai apakah pekerjaan guru
dapat dikatakan sebagai sebuah profesi?. karena pada dasarnya sebuah profesi
adalah suatu janji yang memiliki nilai-nilai etis yang mengandung suatu unsur
pengabdian masyarakat, melalui suatu pekerjaan yang menuntut keahlian, meskipun
masalah profesionalisme sampai sekarang masih sering dipertanyakan orang, namun
sudah terdapat kriteria-kriteria yang jelas.menurut Hamalik (2003:37)
kriteria-kriteria tersebut adalah:
a.
Fisik
1) Sehat jasmani dan rohani
2) Tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa
menimbulkan ejekan atau 07rasa belas kasihan dari siswa
b.
Mental / Kepribadian
1) Berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan pendidikan
yang ada secara maksmal
2) Bersifat terbuka, peka dan inovstif
3) Menunjukkan rasa cinta terhadap profesinya
c.
Keilmiahan atau keahlian
1)
Memahami ilmu yang dilandasi pembentukan
pribadi, pendidikan /pengajaran yang demokratis.
2)
Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan
mampu menerapkan dalam mendidik.
3)
Memahami, menguasai serta mencintai ilmu
pengetahuan yang diajarkan.
d.
Ketrampilan
1)
Mau berperan sebagai organisator sebagai
proses belajar mengajar
2)
Mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan
structural,
interdisipiner, fungsional,behavior dan teknologi.
3)
Mampu menyusun garis program pengajaran.
Sebagai
tenaga professional tugas sebagai guru tidak hanya terbatas pada mengajar
didepan kelas, melainkan guru mempunyai tugas mengajar dan berperan juga sebagai
pendidik, pembimbing dan pelatih. Untuk itu guru harus melandasinya dengan
tanggung jawab yang besar dalam dirinya. Tanggung jawab yang tidak dilandasi
oleh kebutuhan finansial belaka, tetapi tanggung jawab peradaban yang besar
bagi kemajuan dunia pendidikan. Tanggung jawab lahir batin ini harus muncul dari
kesadaran atas sucinya pengemban amanah agama, masyarakat dan negara.
Tanggung
jawab guru sebagai pengemban amanah agama dapat direlevansikan dengan konsep
amar makruf nahi munkar, guru memiliki tugas mendidik para siswa untuk dapa
melaksanakan hal-hal baik yang diperintahkan agama sebagai modal dalam
menjalankan kehidupan dunia dan akhirat, serta menjauhi hal-hal yang buruk yang
dilarang oleh agama.
Dalam
Standar Nasional Pendidikan dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
profesional guru adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam standar pendidikan nasional.
2. Macam-Macam
Kompetensi Guru
Menurut
Lefrancois dalam Asmani (2009:37) menyatakan bahwa kompetensi merupakan
kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar, selama
proses belajar belajar, stimulus akan bergabung dengan isi memori dan
menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu.
Macam-macam
kompetensi guru adalah sebagai berikut:
a.
Kompetensi pedagogik
Kompetensi
pedagogik merupakan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilkinya.
b.
Kompetensi kepribadian
Kompetensi
kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantab,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi tauladan bagi peserta didik, dan
berahlak mulia.
c.
Kompetensi professional
Kompetensi
professional merupakan penguasaan materi secara luas dan mendalam yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan
yang menaungi materinya, serta peguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
d.
Kompetensi sosial
Kompetensi
sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.
3. Karakteristik
Kompetensi Guru
a. Tugas dan
tanggung jawab guru
Tugas
dan peran guru seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi semakin berat.
Guru sebagai komponen penting dan utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk
mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang di masyarakat melalui tangan dingin guru disekolah diharapkan mampu
menghasilkan peserta didik yang mempunyai kompetensi tinggi dan siap menghadapi
rintangan hidup dengan penuh keyakinan dan rasa percaya diri yang tinggi.
Sekolah
sebagai salah satu tempat untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan menambah
wawasan dan pengalaman sert mengembangkan dan menyalurkan bakat yang dimiliki
generasi yang akan datang harus mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas
baik secara keilmuan (akademis) maupun secara sikap, mental dan moral.
Jadi,
sebenarnya tugas guru bukan saja menyampaikan materi. Tetapi mempunyai peran
ganda yang semuanya perlu dihayati secara mendalam dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab demi kebehasilan dalam memberikan pelayanan kepada siswa yang
telah di percayakan kepadanya. Setiap tanggung jawab memerlukan sejumlah kemampuan,
dan setiap kemampuan dapat dijabarkan lagi dalam kemampuan yang lebih khusus
seperti yang dijelaskan Hamalik (2003: 39-42)
1)
Tanggung jawab moral, yaitu setiap guru
harus mempunyai kemampuan menghayati perilaku dan etika sesuai dengan moral
Pancasila dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
2)
Tanggung jawab dalam bidang pendidikan
sekolah, yaitu setiap guru harus menguasai cara belajar yang efektif, mampu membuat
satuan pelajaran, mampu mengajar dikelas, mampu menjadi model bagi siswa,
menguasai teknik-teknik pemberian bimbingan dan layanan, mampu membuat dan melaksanakan
evaluasi dan lain-lain.
3)
Tanggung jawab guru dalam kehidupan
masyarakat, yaitu harus serta dalam melaksanakan pembangunan dalam masyarakat,
yakni untuk itu guru harus mampu membimbing, mengabdi kepada dan melayani
masyarakat.
4)
Tanggung jawab guru dalam bidang
keilmuan, yaitu guru selaku ilmuan, bertanggung jawab dan turut serta memajukan
ilmu, terutama ilmu yang telah menjadi spesialisasnya dengan melaksanakan
penelitian dan pengembangan.
Menurut
Kunandar (46:2011) profesionalisme guru merupakan kondisi, arah ,nilai, tujuan
dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian.
b. Fungsi
dan Peran Guru
Fungsi
dan peran guru sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan disekolah.
Hamalik (2002:42-44) menyebutkan fungsi dan peran guru adalah:
1)
Guru sebagai pendidik dan pengajar
Dalam
hal ini guru hendaknya memiliki kestabilan emosi, ingin memajukan siswa,
bersikap realistis, jujur dan terbuka, peka terhadap peran perkembangan,
terutam inovasi pendidikan. Untuk mencapai itu semua harus memiliki dan
mengusai berbagai jenis bahan pelajaran, mengusai teori dan praktek kependidikan,
menguasai kurikulum dan metodologi pengajaran.
2)
Guru sebagai anggota masyarakat.
Sebagai
seorang guru, hendaknya pandai bergaul dengan masyarakat, untuk itu guru harus
menguasai psikologi social, mengetahui tentang hubungan antar manusia dan
sebagai anggota masyarakat guru harus memiliki keterampilan membina kelompok,
keterampilan bekerjasama dalam kelompok, keterampilan menyelesaikan tugas bersama
dalam kelompok.
3). Guru sebagai pemimpin.
Dituntut
untuk mampu memimpin. Untuk itu perlu memiliki kepribadian, menguasai ilmu
kepemimpinan, menguasai prinsip hubungan antar manusia, teknik berkomunikasi
serta menguasai berbagai aspek kegiatan berorganisasi yang ada disekolah.
4). Guru sebagai pelaksana administrasi.
Guru
akan dihadapkan kepada administrasi yang harus dikerjakan disekolah , karena
itu tenaga kependidkan harus memiliki kepribadian yang jujur, teliti, rajin,
menguasai tata buku ringan, menyimpan arsip dan ekspedisi serta administrasi
pendidikan lainnya.
5). Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar.
Guru
pada proses belajar mengajar harus menguasai berbagai metode mengajar dan harus
menguasai situasi belajar mengajar baik didalam kelas maupun diluar kelas.
4. Pentingnya
Kompetensi Profesional Guru Dalam Proses Belajar mengajar
Kompetensi
profesional guru merupakan kompetensi yang sering dibicarakan, karena pada
dasarnya kompetensi professional adalah hal paling pokok yang harus dimiliki
oleh guru, meskipun kompetensi yang lain tidak bisa diabaikan. Hamalik
(2003:34) bahwa secara teoritis ketiga jenis kopetensi tersebut dapat
dipisah-pisahkan satu sama lain akan tetapi secara praktis sesungguhnya ketiga
jenis kompetensi tersebut tidak mungkin terpisahkan.
Guru
merupakan pengajar dan pendidik yang menyentuh kehidupan pribadi siswa, oleh
karena itu guru selakyaknya mempunyai perilaku yang memadai untuk dapat
mengembangkan pribadi siswa, sehingga guru dapat dijadikan figure teladan. Asmani
(2009:37) bahwa guru adalah profesi mulia, dia memegang peranan signifikan
dalam melahirkan satu generasi yang menentukan perjalanan manusia.
Profesionalisme guru menjadi sebuah keharusan sejarah.
5. Pengertian
Prestasi Belajar
Sulastri
(2009:51) mengatakan bahwa prestasi adalah suatu hasil dari apa yang telah
diusahakan dengan menggunakan daya atau kekuataan. Prestasi dapat diraih dengan
selalu berusaha dan rajin belajar. Berkaitan dengan hal tersebut Sukmadinata
(2004:102) berpendapat bahwa prestasi belajar atau hasil belajar merupakan realisasi
atau pemekaran dari kecakapan- kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang.
Secara
garis besar belajar dapat diartikan sebagai suatu proses dari orang untuk
memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan dan sikap, proses belajar ini akan
dimulai pada saat orang tua atau manusia membuka matanya, sejak mulai
dilahirkan akan terus menerus belajar. Sehingga manusia dapat berkembang lebih
jauh dari pada makhluk lainya.
Menurut
menurut Cronbach dalam Abror (1993:66) mengatakan bahwa learning is down by
a change in behavior as a result of experience. belajar sebaik-baiknya
adalah dengan mengalami dan dalam belajar itu si pelajar menggunakan panca
indra. Sedangkan menurut Hitzman dalam Syah (2010:65) bahwa learning is
change in organism due t experience which can effect the organism’s behavior. Belajar
adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan,
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi organisme tersebut.
Secara
tegas Hilgard dalam Abror (1993:66) bahwa learning is the proses by which an
activity originates or is changed trough trainingprocedure (Whether in the
laboratory or in the natural environment) as distinguished frome change by
factor not attributable to training. Belajar merupakan perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaanya
berbeda dengan keadaan yang ditimbulkan oleh lainya.
Definisi-definisi
di atas yang diuraikanan oleh para ahli oleh Suryabrata (232:2011) disimpulkan
bahwa:
a.
Belajar itu membawa perubahan
b.
Belajar itu didapatkannya kecakapan baru
c.
Bahwa perubahan itu ditimbulkan karena
usaha
6.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Belajar
sebagai suatu proses yang mengakibatkan akan adanya perubahan akan melibatkan
banyak faktor yang mempengaruhinya, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a.
Faktor Eksternal
Faktor-faktor
yang berasal dari luar individu
1)
Faktor non sosial
Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar yang berasal dari lingkungan individu, bisa berupa
tempat, media, alat-alat dan pelajaran dan lain sebagainya.
2)
Faktor sosial
Faktor
manusia yang bisa mempenegaruhi belajar, baik manusia itu hadir maupun
kehadirannya disimpulkan seperti suara orang bercakap-cakap disamping orang
yang belajar ataupun hanya sebatas potret seseorang.
b. Faktor Internal
Faktor
yang terdapat dalam diri seseorang:
1)
Faktor fisiologis
a)
Nutrisi yang cukup
b)
Penyakit kronis yang mengganggu belajar
c)
Keadaan fungsi jasmani tertentu khususnya panca indera.
2)
Faktor Psikologis
a) Inteligensi siswa
Robber
dalam Syah (2010:148) inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai
kemampuan psiko fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat.
b)
Sikap siswa
Syah
(2010:150) sikap adalah gejala internal yang berdimensi ajektif berupa kencenderungan
untuk interaksi atau merespon dengan cara yang relative tetap terhadap objek
orang, barang dan sebagainya.
c)
Bakat siswa
Syah
(2010:152) bakat dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan
tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.
d)
Minat siswa
Robber
dalam Syah (1993:73) minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
e)
Motivasi siswa
Abror
(1993:73) bahwa motivasi adalah keinginan akan prestasi dan peningkatan diri
dan keterlibatan dan ego dalam suatu jenis tertentu.
7. Manifestasi
Perilaku Belajar
Semenjak
individu melakukan kegiatan belajar, pastilah individu itu berusaha mewujudkan
hasil dari belajar itu meskipun dalam bentuk yang sederhana. Syah
(2010:120-125) manifestasi atau perwujudan belajar biasanya lebih sering tampak
dalam perubahan-perubahan sebagai berikut:
a. Manifestasi
kebiasaan
Setiap
siswa yang telah mengalami proses belajar kebiasaannya akan lampak berubah.
Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan
menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga
meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Karena proses penyusutan
pengurangan inilah muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap
dan otomatis.
b.
Manifestasi keterampilan
Keterampijan
ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat- urat syaraf dan otot-otot
(neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis,
mengetik olahraga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan
ini memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Dengan
demikian siswa yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran
yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil.
c.
Manifestasi pengamatan
Pengamatan
artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk
melalui indera - indera seperti mata dan telinga. Berkat pengalaman belajar seorang
siswa akan mampu nencapai pengamatan yang benar obyektif sebelum mencapai
pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan timbulnya pengertian yang
salah pula.
d.
Manifestasi berpikir asosiatif dan daya ingat
Berfikir
asosiatif adalah berpikir dengan cara mnegasosiasikan sesuatu dengan yang
lainya. Berpikir asosiatif itu merupakan proses pembentukan hubungan antara
rangsangan dan respon. Daya ingat pun merupakan perwujudan belajar. Sebab merupakan
unsur pokok dalam berpikir asosiatif. Jadi, siswa yang telah mengalami proses
belajar akan ditandai dengan bertambahnya simpanan materi (pengetahuan dan
pengertian dalam memori, serta meningkatnya kemampuan menghubunkan materi
tersebut dengan situasi atau stimulus yang sedang ia hadapi.
e.
Manifestasi berpikir rasional dan kritis
Dalam
berpikir rasional siswa dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk
menentukan sebab-akibat, menganalisis, menarik kesimpulan-kesimpulan dan bahkan
juga menciptakan hukum-hukum (kaidah teoretis dan ramalan-ramalan. Dalam hal
berpikir kritis, siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang
tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahanatau
kekurangan.
f.
Manifestasi sikap
Dalam
arti yang sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Dalam hal
mi, perwujudan perilaku belajar siswa akan ditandai dengan munculnya
kecenderungankecenderungan baru yang telah berubah (Iebih maju dan lugas) terhadap
suatu obyek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.
g.
Manifestasi inhibisi
Dalam
hal belajar yang dimaksud dengan inhibisi ialah kesanggupan siswa untuk
mengurangi atau menghentikan tindakan yang ridak perlu,lalu memilih atau
melakukan tindakan Iainnya yang lebih baik ketika ia berinteraksi dengan lingkungannya.
h. Manifestasi Apresiasi
Apresiasi
sering diartikan sebagai penghargaan atau penilaian terhadap benda-benda baik
abstrak maupun konkret yang memiliki nilai luhur. Apresiasi adalah gejala ranah
afektif yang pada umumnya ditujukan pada karya-karya seni budaya seperti, seni
sastra, seni musik, seni lukis, drama, dan sebagainya).
i. Manifestasi Tingkah Laku Afektif
Tingkah
laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan, seperti
takut, marah, sedih, gembira,kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya.
Tingkah laku seperti ini tidak terlepas dan pengaruh pengalaman belajar. Oleh karenanya,
ia juga dapat dianggap sebagai perwujudan perilaku belajar.
8. Hubungan antara Kompetensi Profesionalisme
Guru dengan Hasil Belajar Siswa
Proses
belajar mengajar bertujuan mengembangkan potensi siswa yang memungkinkan siswa
dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan bertanggung jawab sebagai anggota
masyarakat. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut banyak faktor yang harus diperhatikan
oleh guru, baik secara langung atau tidak langsung yang dapat mempengaruhi
proses dan hasil belajar siswa.
Diantara
faktor yang harus diperhatikan dalam proses belajar adalah faktor kemampuan
guru dalam melaksanakan tugas karena ia berinteraksi dengan siswa. Kemampuan
guru secara keseluruhan dapat disebutkan, misalnya kemampuan guru dalam
penguasaan materi, ketepatan guru dalam menggunakan metoda, ketepatan guru
dalam menggunakan alat media pengajaran, kemampuan guru mengelola kelas dan
kemampuan guru dalam memotivasi siswa agar giat belajar. Semua itu dapat
menentukan hasil belajar.
Keberhasilan
belajar siswa dapat dipengaruhi oleh siswa itu sendiri dan juga dari luar siswa
tersebut. Pengaruh dari diri siswa adalah bakat, motivasi belajar, ketekunan,
waktu dan kelengkapan sarana dirumah.Sedang dari luar diri siswa misalnya
kemampuan guru. Sebab guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya
medidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi para
siswa.
Pekerjaan
atau kegiatan seorang guru sebagai tenaga profesional memerlukan keahlian,
kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. Kualifikasi akademik tentunya merupakan hal yang
mutlak dimiliki oleh seorang guru sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan di
mana dia bertugas. Disamping itu guru juga harus kompeten artinya memiliki seperangkat
pengetahuan, ketrampilan dan prilaku yang dimilki, dihayati dan dikuasai dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya yang meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan professional. Dengan demikian kualitas professional
guru akan sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar sehingga pada ahirnya
siswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
B. Kerangka Pikir
Guru
merupakan ujung tombak dalam pelaksaaan pendidikan, guru yang profesional
bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pendidikan yang mana akan terlihat
dalam perolehan nilai atau prestasi siswa di sekolah. Pendidikan seorang guru
yang professional, terampil, ahli dan bertanggung jawab dalam menjalankan
tugasnya. Guru berpengaruh besar terhadap kompetensi mendidik siswanya, karena
guru yang profesional tentu sudah memahami ilmu mendidik dan kompetensi mengajar,
sehingga dapat menghasilnya siswa yang berprestasi dan berhasil dalam
belajarnya.
Skema
kerangka pikir
C.
Hipotesis Penelitian
Arikunto
(2010:64) menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dalam
penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan adalah “Ada hubungan positif
antara kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP
Terpadu Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone tahun
pelajaran 2014/2015.”
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Dalam
melakukan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitan korelasional
dan rancangan penelitian kuantatif untuk mengetahui tingkat hubungan persepsi
siswa tentang kompetensi professional guru terhadap prestasi belajar siswa.
Arikunto
(2010:4) bahwa penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan
peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih,
tanpa melakukan perubahan, tambahan dan manipulasi terhadap data yang sudah
ada.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitan
ini penulis laksanakan di SMP Terpadu Daarul Qur’an yang berlokasi di Pajalele
Kecamatan Tellu Siattinge Kebupaten Bone, dalam kurun waktu dua bulan yaitu
bulan Pebruari sampai dengan Maret 2014. Pemilihan tempat ini berlatar belakang
guru-guru yang mengajar tidak semuanya bergelar sarjana dalam bidang
pendidikan, kalaupun sudah bergelar sarjana pendidikan .ada yang mengajar tidak
sesuai dengan ijazah kesarjanaannya. Meskipun begitu para guru bekerja secara
maksimal dan senantiasa mengasah kemampuan demi meningkatkan keprofesionalannya
sehingga dapat memudahkan dalam mencapai cita-cita sesuai dengan visi dan misi sekolah.
C. Populasi dan Sampel
Arikunto
(2010:173) bahwa populasi adalah seluruh warga tempat penelitian berlangsung.
Yang mana pada SMP Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten
Bone tempat penelitian berlangsung terdapat 103 siswa, tetapi pada penelitian
ini peneliti akan menggunakan sampel dari populasi tersebut, yakni peneliti
mengambil kelas VIII yang terdiri dari 29 siswa laki-laki, dan 19 siswa
perempuan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang siswa.
Menurut
Sriyanti (2009:45-46) bahwa karakteristik kelas atas adalah sebagai berikut:
a.
Adanya minat terhadap kehidupan praktis
sehari-hari yang konkrit.
b.
Amat realistik, ingin tahu dan ingin
belajar.
c.
Adanya minat terhadap hal-hal atau mata
pelajaran khusus.
d.
Membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya
untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya.
e.
Anak memandang nilai sebagai ukuran yang
tepat mengenai prestasi belajarnya.
f.
Pada masa ini anak gemar membentuk
kelompok sebaya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Arikunto
(2010:265) mengatakan bahwa arti pengumpulan data adalah bagaimana peneliti
menentukan metode yang tepat untuk memperoleh data, kemudian disusul cara-cara menyusun
alat bantu yaitu instrumen. Pengumpulan data yang penulis lakukan dalam
penelitian ini adalah bagaimana yang penulis lakukan dalam menyusun data yang telah
diperoleh dari sumber data yaitu dengan menggunakan metode angket, observasi
dan dokumentasi.
a.
Metode angket
Metode
angket atau yang disebut juga metode kuesioner peneliti gunakan untuk
memperoleh data mengenai kompetensi professional guru, cara yang penulis
lakukan adalah dengan menyebarkan angket terhadap siswa kelas VIII SMP Daarul
Qur’an Pajalele Kecamatan Tellu Siattinge Kabupaten Bone.
b. Metode
observasi
Young
dalam Walgito (1995:49) menyatakan bahwa observasi merupakan suatu penyelidikan
yang dijalankan secara sistematik dengan menggunakan alat indra (mata) terhadap
kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada waktu kejadian. Observasi ini
dilakukan untuk mengamati kompetensi professional guru dalam proses belajar
mengajar disekolah.
c.
Metode dokumentasi
Arikunto
(2010:274) bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal–hal atau
variabel yang berupa catatan, transklip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lagger, agenda dan sebagainya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen
penelitian adalah alat yang dipakai untuk menggali atau mengambil data
penelitian. Instrumen disiapkan oleh peneliti dengan mengacu pada penjelasan
konsep atau definisi operasional mengenai variabel penelitian. Dalam penelitian
ini penulis menggunakan instrumen berupa:
1.
Angket
Alat
pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis
dijawab secara tertulis pula oleh responden yang jawabannya sudah ditentukan
oleh peneliti. Kuesioner dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang keterangan
non eksperimen yang terkait dengan kegiatan siswa selama diberi perlakuan. Data
yang diperoleh dari angket didasarkan pada indikator-indikator seperti dalam
lampiran.
2.
Pedoman Observasi
Pedoman
observasi adalah pedoman yang dilakukan dalam metode observasi, yakni
pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra untuk mengamati dan mencatat secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Pedoman observasi berisi sebuah
daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam penelitian
ini, pedoman observasi digunakan untuk memperolah data, lalu ditulis secara
sistematis mengenai hubungan persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru
terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Daarul Qur’an Pajalele Kecamatan
Tellu Siattinge tahun pelajaran 2014/2015.
F. Teknik Analisis Data
Setelah
data terkumpul maka langkah berikutnya adalah menganalisa data dengan
menggunakan analisis persentasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk
mencapai tujuan nomor satu yakni persepsi siswa tentang kompetensi professional
guru dan tujuan nomor dua yakni megetahui prestasi belajar siswa menggunakan
menggunakan analisis rata-rata hitung dengan rumus:
Keterangan:
P
= Prosentase
F
= Frekuensi jawaban responden
N
= Jumlah total responden
Untuk
menganalisa tujuan nomor tiga yakni hubungan antara kompetensi professional guru
dengan prestasi belajar PKn siswa kelas VIII SMP Daarul Qur’an Kecamatan Tellu
Siattinge Kabupaten Bone menggunakan statistic dengan rumus product moment, yaitu:
∑XY
Keterangan:
r
x y = koefisien
korelasi product moment
x
= Variabel
1
y
= Variabel
2
N
= Banyaknya
sampel atau responden
Σ =
Jumlah
DAFTAR
PUSTAKA
Aqib,
Zaenal, , 2009 Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, Bandung: Yrama
Widya.
Arikunto,
Suharsimi, , 2010 Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
Revisi, , Jakarta: PT Rineka Cipta.
Asmani,
Jamal Makmur, 2009, Kompetensi Guru, Menyenangkan Dan Profesional, Yogyakarta: Power Book
Abror,
Abdur Rahman, , 1993, Psikologi Pendidikan, , Yogyakarta: Tiara Wacana
Hamalik,
Oemar, 2003, Pendidikan Guru, Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,Jakarta:
PT Bumi Aksara
Juariyah,
2010, Pendidikan Anak Dalam Al quran, , Yogyakarta :Teras
Kunandar,
, 2011, Guru Professional,Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,dan
Sukses Dalam Sertifikasi Guru, , Jakarta: Grafindo
Mulyasa,
, 2011, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatifdan
Menyenangkan, ,Bandung: Remaja Rosda Karya
Nurdin,
Syafrudin, 2002, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta
Selatan: Ciputat Pers.
Ruslan,
Rosady,2010,Metode Penelitian:Publik Relation dan Komunikasi,Rajawali
Pers,
Roestiyah,
1986, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, , Cetakan ke dua, Jakarta:Bina
Aksara
Surahmad,
Winarno, , 2004, Pengantar Penelitian Ilmiyah,Dasr Metode dan Tehnik, ,
Bandung: Tarsito
Suryabrata,
Sumadi, 2011, Psikologi Pendidikan, cetakan ke 18, , Jakarta: PT. Raja
Grefindo Persada
Syah,
Muhibbin, , 2010, Psikologi Belajar, Cetakan ke 10 Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,
Sriyanti, Lilik, 2009. Psikologi
Pendidikan. Salatiga: STAIN Salatiga Press
HUBUNGAN
ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
DENGAN
PRESTASI BELAJAR PKn SISWA KELAS VIII
SMP
TERPADU DAARUL QUR’AN PAJALELE
KECAMATAN TELLU SIATTINGE
KABUPATEN
BONE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar